Tujuan pembahasan ini adalah sebagai untaian nasehat kepada generasi muda Islam, kepada para orang tua mereka, tenaga pendidik, organisasi-organisasi pemuda serta lembaga-lembaga yang berkepentingan dalam membina genarsi muda, secara khusus lemabaga-lembaga pendidikan, baik yang formal maupun non formal.
Maka bahasan ini kita bagi kepada dua bagian: Bagian pertama pembahasan tentang anjuran Islam kepada pengayom generasi muda. Bagian kedua pesan-pesan Islam kepada generasi muda.
Pesan-Pesan Islam Kepada Generasi Muda
Generai muda berada dalam ancaman bahaya.
Dunia informasi dan telekomunikasi yang canggih telah membuat sebagian generasi muda kita terombang-ambing dalam berbagai arus globalisasi pemikiran dan kemasiatan. Karena kemajuan informasi dan telekomunikasi tersebut tidak dibarengi dengan kemajuan pemahaman keagamaan dan pendidikan moral. Sehingga nilai-nilai negatif dari arus globalisasi sangat mudah menenggelamkan generasi muda ke dalam lautan kesesatan dan kemasiatan yang tidak bertepi. Para penjaja kesesatan dan kemaksiatan menawarkan dagangan mereka melalui berbagai media informasi dan telekomunikasi. Banyak generasi muda kita yang tergiur dan tertipu dengan slogan-slogan pedagang kesesatan dan kemasiatan tersebut. Tanpa disadari mereka telah terjerumus kedalam berbagai lembah kehinaan dan kenistaan. Ada bermacam lembah terjal dalam dunia generasi muda saat ini, diantaranya:
- Lembah sex bebas dan pergaulan bebas sejenis seperti lesbian dan homosex.
- Lembah narkoba dan obat-obat terlarang sejenis.
- Lembah kekerasan dan pelanggaran moral sejenis.
- Lembah pemikiran sesat seperti terorisme, skulerisme, liberalisme dan kesesatan sejenis
Pendek kata genarasi muda saat ini harus waspada dengan dua bahaya; bahaya syahawat dan bahaya syubuhat.
Tiada jalan lain untuk menyelamatkan generasi muda dari dua ancaman bahaya di atas kecuali dengan menyampaikan pesan-pesan Islam kepada generasi muda. Berikut ini kami kemukakan beberapa pesan untuk generasi muda:
-
Menuntut ilmu agama dan giat beribadah.
Pentingnya pendidikan agama bagi generasi muda
Pemuda adalah unsur terpenting dalam sebuah negara, untuk melihat maju atau mundurnya suatu negara bisa kita lihat melalui tingkat keilmuan dan keimanan generasi muda negara tersebut.
Oleh sebab itu Islam sangat memperhatikan pendidikan agama bagi generasi muda, baik dari segi keilmuan maupun keimanan.
Dalam segi keimanan, Allah telah memberikan contoh dalam kitab Al Quran yang mulia dengan kisah pemuda Ashabul Kahfi, bagaimana mereka tetap kokoh dalam mempertahankan keimanan di saat kaum atau bangsa mereka telah dilanda oleh kerusakan moral dan keimanan. Keadaan tersebut memaksa mereka untuk menjauhi kaum mereka yang telah rusak. Di saat kemampuan untuk memperbaiki tidak lagi mereka miliki, Allah memberikan pertolongan untuk menyelamatkan mereka dari ancaman kaum kafir, sehingga mereka tertidur dalam gua (Kahfi) selama tiga ratus tahun.
Allah memuji mereka dalam firmanNya:
{إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا {10}
إلى قوله {إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى {13}
“Ingatlah ketika para pemuda mencari tempat perlindungan kedalam gua, lalu mereka berdo’a: Wahai Tuhan kami, berilah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).
Sampai kepada firman Allah; “Sesungguhnya mereka itu adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”.
Dalam ayat yang mulia ini, Allah mengisahkan perjuangan para pemuda dalam mempertahankan keimanan mereka dalam keadaan yang amat sulit di tengah-tengah kaum mereka. Mereka terusir dari tengah-tengah kaum mereka, tapi mereka konsekwen dengan keimanan mereka sehingga Allah memberikan rahmat dan petunjuk kepada mereka dalam keadaan yang amat sulit tersebut.
Allah mengabadikan kisah mereka sebagai ibroh bagi para pemuda setelah mereka, dimana kerusakan yang terjadi dalam kaum mereka tidak menggoyahkan keimanan mereka.
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas:
“Al fityah adalah para pemuda, mereka (para pemuda) adalah orang yang lebih mudah untuk menerima kebenaran serta mengikuti jalan petunjuk dibandingkan orang yang sudah lanjut usia yang telah dimakan usia dan lenyap terjerumus dalam agama yang batil. Karena itu yang paling banyak menerima seruan Allah dan RasulNya ﷺ adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua dari suku Quraisy kebanyakan tetap kekal di atas agama nenek moyang mereka, tidak ada yang memeluk Islam kecuali sedikit, demikian pula yang Allah ceritakan tetang Ashabul Kahfi bahwa mereka adalah para pemuda”. (Tafsir Ibnu Katsir: 3/74).
Ashabul kahfi adalah bentuk generasi muda yang tidak terpengaruh oleh zaman yang dilanda kerusakan iman dan moral. Demikian halnya para anbiya’ seperti nabi Ibrohim, nabi Musa dan nabi kita Muhammad ﷺ. Mereka tegar dalam memegang kebenaran dan berjuang untuk melakukan perubahan terhadap zaman mereka. Mereka tidak terbuai denga sepoi angin kesesatan dan kemaksiatan.
Mengisi masa muda dengan segala aktivitas baik keilmuan maupun keimanan telah dipesankan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabda Beliau:
((اغْتَنِمْ خَمْساً قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَراغِكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ))
“Pergunakanlah masa yang lima sebelum datang masa yang lima; Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu”. (HR Hakim no 7846).
Dari hadits ini dapat kita simpulkan betapa pentingnya masa muda, dimana keadaan tubuh seorang manusia dalam masa yang sangat sempurna dalam segala hal, baik dari segi fisik maupun kekuatan inteligensia, begitu juga dalam hal menghadapi tantangan dan rintangan.
Pemuda yang tumbuh dengan penuh keimanan merupakan salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat di Padang Mahsyar, di saat jarak matahari dengan kepala manusia hanya sejengkal.
Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah ﷺ dalam sabda Beliau;
((سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ الله ُفي ظِلِّهِ يَوْمَ لاظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ اْلإمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌ نَشَأَ بِعِبادَةِ اللهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في الْمَسَاجِدِ وَرَجُلانِ تَحَاباَ في اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَى لاَ تَعْلَمُ شِمَالهُ ُمَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ))
“Ada tujuh golongan, Allah menaungi mereka di bawah naungan-Nya, pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya; Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan penuh ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling berkasih-sayang di jalan Allah, keduanya bertemu karena-Nya dan berpisah karena-Nya, dan laki-laki yang diajak oleh wanita bangsawan lagi cantik (untuk melakukan maksiat), maka ia menjawab: Sesungguhnya aku takut kepada Allah dan laki-laki yang bersedekah lalu disembunyikannya sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kanannya dan laki-laki yang mengingat Allah di kesunyian (malam) sampai ia meneteskan air mata”. (HR Al Bukhary no 629 dan Muslim no 1031).
Amirulmukminin Umar bin Khatab telah berkata;
(تَفَقَّهُوْا قَبْلَ أَنْ تَسُوْدُوْا)
“Hendaklah kamu berilmu sebelum kamu memimpin”.
Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, baiknya masa depan suatu masyarakat dapat kita lihat baiknya generasi muda mereka”.
Ilmu yang sangat penting untuk dimiliki pemuda adalah ilmu keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, karena keimanan dan ketakwaan adalah kompas penunjuk arah dalam segala situasi dan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Bila situasi dan kondisi masyarakat dalam keadaan melarat dan miskin hal tersebut akan dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah, tanpa melanggar norma-norma agama. Apabila situasi masyarakat dalam keadaan berkecukupan hal tersebut akan memotivasi mereka untuk bersyukur dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan agama, mereka akan terhidar dari sikap mubazir, berpoya-poya serta hura-hura.
-
Mebekali diri dengan berbagai keterampilan.
Banyak generasi muda kita setelah menyelesaikan pendidikan menjadi pengangguran dan menjadi beban masyarakat. Mereka sering terkendala dalam memperolah lapangan pekerjaan. Hal itu disebabkan karena minimnya keterampilan yang mereka miliki. sehingga banyak pekerjaan di negeri ini dikerjakan oleh tenaga asing. Apa lagi untuk bersaing dalam mendapat pekerjaan di luar negeri, mereka lebih tidak siap lagi bila dilihat dari segi skil, keterampilan dan pengalaman. Pada hal amat banyak pula lapangan pekerjaan di luar negeri terutama di negara-negara timur tengah, secara khusu tenaga medis dan eletro.
Kelemahan yang mendasar dari tenaga skil negara kita adalah terkendala dari segi bahasa. Akibatnya gaji tenaga kerja kita di luar negeri di bawah gaji tenaga kerja Pilipina.
Hal tersebut dilatar belakangi oleh rasa kecemburuan terhadap hal yang benuangsa Islam sangat besar dari kalangan kaum skuler di negara ini. Hal ini terbukti dari segi pengajaran bahasa arab di sekolah dan peguruan tinggi umum tidak mendapat peluang dan perhatian setara dengan bahas inggris.
Ditambah lagi sistem pendidikan kita kurang memperhatikan pasar lapangan pekerjaan. Seperti metode pengajaran bahasa inggris di sekolah-sekolah, tidak sebagus yang ada di tempat-tempat kursus. Buktinya orang yang belajar bahasa inggris melalui kursus 3 bulan lebih baik dari siswa yang sudah belajar bahasa inggris melalui pendidikan formal 3 tahun.
Maka kepada generasi muda kami pesankan bekalilah di anda dengan berbagai keterampilan dan pengalaman. Sesungguhnya pekerjaan rendahan bila dikerjakan dengan profosional akan menghasilakan karya berkuwalitas tinggi. Jangan gengsi melakukan pekerjaan-pekerjaan rendahan sekalipun, seperti berternak, betani atau menjadi buruh.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ di masa kecil beliau mengambil upah dari menggembala kambing di masa kecilnya.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -ﷺ- بِمَرِّ الظَّهْرَانِ وَنَحْنُ نَجْنِى الْكَبَاثَ فَقَالَ النَّبِىُّ -ﷺ- « عَلَيْكُمْ بِالأَسْوَدِ مِنْهُ ». قَالَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّكَ رَعَيْتَ الْغَنَمَ قَالَ « نَعَمْ وَهَلْ مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ وَقَدْ رَعَاهَا ». متفق عليه.
Dari Jabir berkata: Suatu hari Kami bersama Nabi ﷺ di “Marri dzohron” sedang memanen buah Arak, maka Nabi ﷺ bersabda: “Pilihlah yang paling hitam” kami mengatakan : “Wahai Rasulullah ﷺ, sepertinya engkau pernah mengembala kambing?” Beliau menjawab: “Ya. Tidak ada seorang nabipun kecuali pernah mengembala kambing” [HR. Bukhari Muslim]
Setelah menginjak usia remaja beliau membantu pamannya dalam berdagang ke Syam. Kemudian di usia dewasa beliau mengambil upah dari menjualkan dagangan Khadijah. Sebagaimana hal tersebut di kemukakan oleh para ulama yang menulis sejarah kehidupan beliau.
-
Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
Adanya berbagai penyimpangan (dekadensi) moral di tengah para pelajar. Banyak sifat yang semesti tidak layak bagi seorang muslim, apalagi seorang yang terpelajar seperti kebiasaan suka berdusta, dengki dan khianat serta tidak menghormati orang yang lebih tua, begitu juga kebrutalan dan banyak lagi sifat-sifat tercela yang mewarnai tingkah laku para generasi muda sehari-hari yang tidak mungkin untuk kita uraikan satu persatu disini.
Disamping itu berbagai kasus bunuh diri yang terjadi dikalangan pelajar. Baru-baru ini dunia pendidikan kita juga mendapat tantangan baru, yaitu maraknya kejahatan bunuh diri dikalangan para pelajar. Kalau hal ini tidak di atasi secara serius, akan berdampak negatif sekali kepada kehidupan generasi muda kita.
Islam sangat memperhatikan pendidikan umatnya terutama generasi muda untuk berakhlak mulia. Sebagaimana Rasulullah ﷺ di masa muda beliau di gelari Al Amiin (orang terpercaya) oleh orang kafir Quraisy. Karenanya Allah memuji Akhlak Rasulullah ﷺ dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ [القلم/4]
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Bahkan Rasulullah ﷺ menegaskan dalam sabda beliau tentang tugas belaiu di utus menjadi rasul:
((إنما بعث لأتمم مكارم الأخلاق)) رواه في الموطأ وصححه الشيخ الألباني في “الصحيحة” (45).
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Demikian pula halnya orang para ulama terkemuka dalam memulai pendidikan anak-anak mereka. Sebagaimana orang tua imam Malik mengirim anaknya untuk belajar kepada Rabi’ah untuk belajar akhlak yang mulia sebelum menuntut ilmu.
Namun berbeda dengan generasi muda saat ini, mereka menjadikan figur dan idola mereka orang-orang yang jauh dari berakhlak mulia, apakah itu bintang film, penyanyi, bintang bola dan seterusnya.
Pada hal mentauladani mereka tidak sedikitpun membawa mamfaat untuk mereka di dunia apalagi di akhirat kelak. Wahai generasi muda contolah orang yang paling mulia pribadinya dan paling agung akhlaknya yaitu Nabi Muhammad ﷺ. Allah berfirman:
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب/21]
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah ﷺ itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Sepatutnya generasi muda kita menjadi kebanggaan bagi orang tua, masyarakat dan negara dalam akhlak mereka sehari. Berakhlak di rumah, di kampus dan sekolah, di jalan dan dimanapun mereka berada dan terhadap siapapun saja baik terhadap orang tua, terhadap dosen dan guru, terhadap sesama teman dan masyarakat.
-
Menghindari pergaulan bebas dan obat-obat terlarang.
Maraknya pergaulan bebas dan pornografi dalam kehidupan para generasi muda. Hal ini boleh dikatakan yang sangat menonjol dikalangan generasi muda di samping penggunaan obat-obat terlarang, serta adanya sebagian siswi yang menjadi penjaja sex bebas. Kehidupan siswa sehari-hari selalu dihadapkan dengah hal-hal yang memicu dan mengacu kepada persoalan pornografi dan sex bebas, mulai dari sistem belajar yang bercampur antar pelajar pria dan wanita, pakaian sekolah yang dapat mengumbar birahi, bacaan dan tontonan yang mereka nikmati sepanjang hari, sampai sampul bukupun tak luput dari menampilkan foto-foto porno. Maka tidak salah bila sebagian orang berkata bahwa kebiasaan muda-mudi kita serba porno; pakain porno, omongan porno, bacaan porno, tontonan porno.
Disamping itu Maraknya Penggunaan obat-obat terlarang (ganja, heroin, ekstasi, putaw dll). Penggunaan obat-obat terlarang adalah merupakan ancaman yang amat serius bagi generasi masa depan bangsa, yang sebagian besar pelakunya adalah generasi muda dan para pelajar.
Berikut ini kita sebut bebrapa ayat dan hadits untuk mengatisipasi pergaulan bebas:
Larangan mendekati hal-hal yang membawa kepada perbuatan zina
{وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا} [الإسراء/32]
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ قَالَ « كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ » رواه مسلم.
Dari Abu hurairah t dari nabi ﷺ beliau bersabda: “Telah ditetapkan tehadap anak Adam bagianya dari zina, ia mendapai hal itu tanpa bisa mengelak. Zina kedua mata adalah pandangannya, zina dua telinga adalah pendengarannya, zina lidah adalahbicaranya, zina tangan adalah rabahannya, zina kaki adalah langkahnya, hati berkehendak sedangkan kemaluan yang membuktikan hal itu atau mendustakannya”. (H.R. Muslim)
Perintah menjaga pandangan terhadap yang bukan mahram
{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ} [النور/30، 31]
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya”.
Larangan menyerupai lawan jenis
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: لعن النبي r المخنثين من الرجال والمترجلات من النساء وقال ( أخرجوهم من بيوتكم). رواه البخاري
Dari Ibnu AbbasRadhiyallahu ‘anhuma mengatakan : “Nabi ﷺ melaknat laki – laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki – laki “
Larangan berduan dengan lain jenis yang bukan mahram
Rasulullah ﷺ bersabda:
عن عقبة بن عامر : أن رسول الله r قال ((إياكم والدخول على النساء)) فقال رجل من الأنصار يا رسول الله ! أفرأيت الحمو ؟ قال الحمو الموت)) رواه الترمذي وقال: حسن صحيح.
Dari uqbah bin Amir, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda Janganlah kalian memasuki wanita. Maka seorang laki–laki dari Anshar bertanya: ” Wahai Rasulullah ﷺ, bagaimana pendapatmu tentang ipar? Beliau menjawab: “Ipar adalah maut (bahaya).” [HR. tirmidzi]
Beliau bersabda lagi:
((لا يخلون رجل بامرأة إلا كان ثالثهما الشيطان)) رواه الترمذي، وقال الشيخ الألباني : صحيح
“Tidaklah seorang laki-laki berduan dengan perempuan kecuali setan yang ketiganya”.
Larangan melihat aurat sesama jenis dan tidur dalam satu selimut
عن أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ t أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r قَالَ « لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ وَلاَ يُفْضِى الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلاَ تُفْضِى الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِى الثَّوْبِ الْوَاحِدِ ». رواه مسلم.
Dari abu Sa’id Alhudrit bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah seorang laki – laki melihat aurat laki – laki lain demikian pula halnya dengan perempuan. Dan jangan lah seorang laki – laki bersama dengan laki – laki lain dalam satu selimut, demikian pula halnya dengan perempuan.”
Perintah menutup aurat
{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا} [الأحزاب/59]
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Perintah untuk menikah bagi yang sudah memiliki kemampuan materi.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ « يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ». متفق عليه
Dari Abdillah mengatakan: “Rasulullah ﷺ bersabda: Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang sudah mapu untuk menikah, maka hendaklah menikah, sesungguhnya hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Dan bagi siapa yang belum sanggup hendaklah berpuasa, sesungguhnya hal itu akan membentenginya” [HR. Bukhari Muslim]
Adapun dalil-dalil yang mengharamkan mengkosumsi obat-obat terlarang diantarayna:
Rasulullah ﷺ bersabda :
« وَإِنِّى أَنْهَاكُمْ عَنْ كُلِّ مُسْكِرٍ ». رواه أبو داود وصححه الشيخ الألباني.
“Sesungguhnya saya melarang kalian dari setiap yang memabukkan” [HR. Abu Dawud, Shahih]
Beliau bersabda lagi:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ « كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ ». متفق عليه.
Dari Ibnu Umar t bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram”. (H.R. Bukari-Muslim).
-
Menghormati penguasa dam memuliakan ulama.
Ancaman lain terhadap generasi muda adalah ancaman bahaya syubuhat (pemikiran). Seperti pemahaman yang eksrim dalam beragama, atau pemahaman sekuler, liberal dan aliran-aliran sesat lainnya. Bahkan tidak jarang generasi muda menjadi sasaran utama rekrukmen para kelompok terorisme dan kelompok liberalisme. Cara yang sering ditempuh oleh para aliran sesat dalam menebarkan pemikiran mereka kepada generasi muda adalah dengan menjatuhkan kehormatan penguasa dan ulama terlebih dalu di mata generasi muda. Sehingga dengan demikian mereka para pelaku aliran sesat dengan mudah untuk mempengaruhi generasi muda. Dikala kehormatan penguasa telah dijatuhkan, dengan demikian para pelaku kesesatan bisa lari dari jeratan hukum. Dan apabila umat telah dijauhkan dari ulama, maka umat tidak lagi mendengarkan nasehat-nasehat ulama, lalu umat akan kehilangan pegangan, maka mereka pelaku aliran sesat memfaatkan situasii dengan bebas menyebarkan pemikiran sesat mereka di tengah masyarakat. Oleh sebab itu Islam sangat memperhatian kedudukan penguasa dan kehormatan ulama.
Perintah menghormati penguasa dan ulama
Rasulullah ﷺ bersabda:
وعن عبادة بن الصامت أن رسول الله قال”ليس منا من لم يجل كبيرنا ويرحم صغيرنا ويعرف لعالمنا حقه ” رواه أحمد والطبراني الحاكم (إسناده حسن كما في تخريج الترغيب)
Dari Ubadah bin Shamit, bahwasannya rasulullah ﷺ bersabda “Bukan darikami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dan tidak mengetahui haq orang berilmu” [HR. Ahmad, Hasan]
Dan lafazt yang lain berbunyi:
عوَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِىِّ قَالَ « مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرِنَا فَلَيْسَ مِنَّا ». رواه أبو داود والترمذي وقال الشيخ الأباني: صحيح.
Dari Abdullah bin ‘Amru t dari Nabi ﷺ beliau bersabda: “Barangsiapa yang tidak mengasihi orang kecil kami dan tidak mengenal hak orang dewas kami maka ia bukan dari golongan kami”.
Larangan berprilaku eksrim dalam agama
قال بن عباس قال لي رسول الله ﷺ: ((يا أيها الناس إياكم والغلو في الدين فإنه أهلك من كان قبلكم الغلو في الدين)). رواه النسائي وابن ماجه وقال الشيخ الألباني : صحيح.
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah ﷺ bersabda “Wahai sekalian manusia! Janganlah kalian melampaui batas dala beragama. Sesungguhnya penyebab kehancuran umat sebelum kalian adalah berlebi-lebihan dalam beragama” [HR.An Nasai dan Ibnu Maah, dan dishahihkan syaikh Albani]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ- « هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ ». قَالَهَا ثَلاَثًا. رواه مسلم
Dari Abdullah bin Mas’ud t ia berkata telah bersabda Rasulullah ﷺ: “Binasalah orang yang berlebih-lebihan”. (H.R. Muslim).
-
Memilih teman yang baik.
Diantara hal yang sering menjerumuskan seseorang kedalam kesesatan dan kemaksiatan adalah teman akrab. Betapa banyak anak-anak baik menjadi anak nakal karena dipengaruhi oleh teman-temannya. Oleh sebab Islam mengajarkan kepada umatnya adab mencari teman. Sebagaimana dipesankan Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -ﷺ- قَالَ « الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ ». رواه أبو داود وقال الألباني: حسن.
Dari Abi Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda : “Seseorang itu berada di atas agama temannya, maka hendaklah kalian melihat sipa yang menjadi teman dekatnya” [HR. Abu Dawud]
Kesalahan dalam mencari teman akan membawa penyesalan di akhirat kelak, sebagaimana Allah gambarkan penyesalan orang yang salah dalam mencari teman:
{وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا} [الفرقان/27-29]
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku)”.
Perumpamaan teman baik dan teman jelek, teman yang baik akan membawa kebaikan bagi seseorang, sebaliknya teman yang buruk akan membawa keburukkan bagi seseorang.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ ﷺ قَالَ « إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً ». متفق عليه.
Dari Abu Musa, dari Nabi ﷺ beliau bersabda: “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi adakalanya ia memberimu, adakalanya engkau membeli darinya, setidak-tidaknya engkau mencium bau wangi darinya. Dan pandai besi adalanya pakaianmu terbakar karenanya, dan minimal kamu mencium bau busuk darinya”. (H.R. Bukhari Muslim).
-
Mempergunakan waktu dengan sebik-baiknya.
Dunia generasi muda saat ini lebih banyak diisi oleh kegiatan hura-hura dan membuang-buang waktu, pada hal waktu adalah sesuatu yang amat mahal dalam hidup seseorang. Betapa banyak orang menyesal di hari tua karena lalai di hari mudanya. Semasa muda waktunya habis di warnet, di kedai kopi, nongrong di jalanan, atau main gim dan bersenda gurau. Pada hal agama kita memrintahkan kepada umatnya agar mempergunakan waktu sebaik mungkin. Allah berfirman:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) [العصر/1-3]
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Betapa banyak ayat yang menerangkan tentang waktu dan Allah bersumpa dengan waktu-waktu tersebut. seperti dalam ayat di atas Allah bersumpa dengan waktu asar. Karena waktu asar adalah saat orang menghitung untung rugi yang di alaminya pada setiap hari. Nah pernahkah kita melakukan hal itu dalam perjalanan hari-hari kita?
Rasulullah ﷺ bersabda:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال النبي ﷺ ((نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ)) رواه البخاري
Dari Ibnu Abbas mengatakan : Nabi ﷺ bersabda : “dua nikmat yang banyak orang melalaikannya, sehat dan waktu luang”. [HR.Bukhari]
Dan sabda Rasulullah ﷺ:
عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r قَالَ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ : ” اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ ” رواه الحاكم وصححه الشيخ الألباني في صحيح الجامع (1077).
Dari Amr bin Maimun, Rasulullah ﷺ memberikan nasihat kepada seorang laki – laki : “Mafaatkan lima perkara sebelum lima perkara; masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelu miskin, luang sebelum sempit dan hidup sebelum mati” [HR. Al Hakim]
Dan Rasulullah ﷺ bersabda lagi:
وعن معاذ بن جبل قال قال رسول الله ﷺ لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع خصال عن عمره فيما أفناه وعن شبابه فيما أبلاه وعن ماله من أين اكتسبه وفيما أنفقه وعن علمه ماذا عمل فيه رواه البيهقي والبزار والطبراني بإسناد صحيح واللفظ له. ( صحيح الترغيب والترهيب – (ج 3 / ص 227)
Dari Mu’azd bin jabal t ia berkata telah bersabda Rasulullah ﷺ: “Tidak akan melangkah seseorang pada hari kiamat sampai ditanya tentang empat hal: tentang umurnya dimana ia habiskan? tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan? tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan? serta tentang ilmu apa yang telah ia amalkan?”
Ibnu Umar pernah berkata:
(إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك). رواه البخاري
“Apabila engkau di sore hari janganlah engkau menunggu pagi dan apabila engkau di pagi hari janganlah engkau menunggu sore. Ambilah dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk kematianmu”.
Oleh: Dr. Ali Musri Semjan Putra., MA
Follow Us : Facebook Dr. Ali Musri Semjan Putra., MA (bisa ikuti kajian LIVE via Facebook)
Twitter @Ali_Musri_SP | Instagram @ali_musri_semjan_Putra